5 Hal Ini Menurunkan Imun Tubuh!

Riau - Pandemi Covid-19 masih saja menghantui masyarakat umum dan pemerintah hingga saat ini.   Karena nya untuk mencegah penulara...

Sunday, March 15, 2020

Cara Menyikapi COVID-19 Sesuai Ajaran Islam

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه


Riau - Sehubungan dengan Global Pandemi COVID-19, ada kisah dari sejarah Islam yang menarik untuk kita semua selaku umat Islam. 

Wabah penyakit dalam sejarah Islam dan bagaimana kita harus menyikapinya.




Hari ini umat manusia harus dihadapkan pada masalah bumi ini yang sekarang sedang sekarat, yaitu sebuah virus /wabah yang tidak terlihat. 

Wabah ini membuat seisi bumi takut dan sangat khawatir. 

Yang membuat semua kekuatan/kekuasaan, dan kesombongan bertekuk lutut, lumpuh, dihadapan kekuasaan ALLAH SWT

Memang begitulah sunatullahnya, ALLAH SWT menghancurkan tingginya kesombongan dunia dengan sesuatu yang kecil (virus) agar runtuh dengan sehina-hinanya, seperti raja Namrud yang mati diazab ALLAH SWT dengan seekor nyamuk.

Tapi masalah bumi ini adalah masalah muslimin juga, bagaimanakah kita seorang muslim menghadapi kepanikan yang diakibatkan oleh Corona Virus ini??? 

Karena sampai saat ini sebagian dari kita masih menganggap remeh dan pasrah akan penyakit ini, malah ada juga yang sangat berlebihan menanggapinya sampai tidak mau berjabat tangan.

Indahnya Agama Islam, karena semua masalah ada solusinya sesuai dengan Al-Quran & Sunah Rasulullah SAW. 

Dalam kebingungan kali ini pun kita diberi petunjuk. Berikut kisah khalifah Umar bin Khattab ra. untuk menambah ilmu pengetahuan kita dalam menghadapi/menyikapi COVID-19.


BACA JUGA : 5 CARA MENCEGAH COVID-19


Pada Tahun 18 Hijriyah...
Hari itu Khalifah Umar bin Khattab ra. bersama para sahabatnya berjalan dari madinah menuju negri Syam. 

Mereka berhenti di daerah perbatasan sebelum memasuki Syam karena mendengar ada wabah Tha'un Amwas yang melanda negri tersebut. 

Sebuah penyakit menular, benjolan diseluruh tubuh yang akhirnya pecah dan mengakibatkan pendarahan. Abu Ubaidah bin Al Jarrah, seorang yang dikagumi Umar ra. sang Gubernur ketika itu datang ke perbatasan untuk menemui rombongan. 

Dialog yang hangat antar para sahabat, "apakah mereka masuk atau pulang ke madinah??" tanya salah satu sahabat. 

Umar yang cerdas meminta saran muhajirrin, anshar, dan orang-orang yang ikut Fathu Makkah. Mereka semua berbeda pendapat. 

Bahkan Abu Ubaidah ra. menginginkan mereka untuk masuk, dan berkata "mengapa kalian lari dari takdir ALLAH SWT???" Langsung ditanggapi oleh Umar ra. dan bertanya, "jika kamu punya kambing dan 2 petak lahan yang satu subur dan satunya kering, kemana engkau akan arahkan kambingmu??" tanya Umar ra. Sembari Abu Ubaidah ra. berpikir, Umar ra. pun menjawab "Jika ke lahan kering itu takdir ALLAH SWT, dan jika ke lahan subur itu juga takdir ALLAH SWT. 

Sesungguhnya dengan kami pulang, kita hanya berpindah dari satu takdir ke takdir yang lain." jawab Umar ra.

Akhirnya perdebatan itu berakhir ketika Abdurrahman bin Auf ra. mengucapkan hadist Rasulullah SAW, "Jika kalian mendengar wabah melanda suatu negeri, maka jangan kalian memasukinya. 

Dan jika kalian berada didaerah tersebut (daerah yang terjangkit wabah/virus) janganlah kalian keluar untuk lari darinya. 
(HR. Bukhari & Muslim).

Akhrinya mereka pun pulang ke Madinah, Umar ra. merasa sangat sedih ketika meninggalkan sahabat yang dikaguminya, Abu Ubaidah ra. 

Beliau pun menulis surat untuk mengajak nya ke Madinah. Namun beliau adalah Abu Ubaidah ra. yang hidup bersama rakyatnya, dan wafat bersama rakyatnya. 

Umar ra. menangis ketika mendengar kabar bahwa sahabatnya Abu Ubaidah ra. Muadz bin Jabal, Suhail bin Amr, dan sahabat-sahabat mulia lainnya radiyallahuanhum wafat karena wabah Tha'un dinegeri Syam. 

Pada akhirnya wabah tersebut berhenti, ketika itu Syam dipimpin oleh sahabat Amr bin Ash ra. Berkat kecerdasan beliau negeri Syam terselamatkan dari wabah ini, Amr bin Ash ra. berkata pada rakyatnya, "Wahai rakyatku, penyakit ini menyebar layaknya kobaran api. 

Jauhilah dan berpencarlah dengan menempati gunung-gunung disekitar negeri ini." Dengan cermat mereka pun mendengar nasihat dari Amr bin Ash ra. dan berpencar menempati gunung-gunung sekitar negeri Syam. 

Tak berselang waktu lama, wabah pun berhenti layaknya api yang padam karena tidak menemukan bahan bakar untuk berkobar lagi. 


Lalu, belajar dari bagaimana orang-orang terbaik itu bersikap dalam menghadapi musibah atau ujian dari ALLAH SWT dengan panduan oleh Rasulullah SAW.

Pertama, karantina sebagaimana sabda Rasulullah SAW diatas, maka itulah konsep karantina yang hari ini kita kenal. 

Mengisolasi daerah yang terkena wabah dan beberapa negara Islam sudah menjalani nya sesuai ajaran Islam. 

Namun ada negara yang malah menyuruh orang-orang untuk berkunjung masuk karena dalih ekonomi dan pariwisata. Semoga ALLAH SWT melindungi penduduk negara tersebut.

Kedua, Bersabarlah. Karena Rasulullah SAW bersabda : "Tha'un merupakan azab yang ditimpakan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. 

Kemudian Dia jadikan rahmat kepada kaum mukminin. Maka, tidaklah seorang hamba yang dilanda wabah lalu ia menetap dikampungnya dengan penuh kesabaran dan mengetahui bahwa tidak akan menimpanya kecuali apa yang ALLAH SWT tetapkan, baginya pahala orang yang mati syahid. 
(HR. Bukhari dan Ahmad).


Masya Allah, ternyata mati syahid lah balasan dari pelajaran tersebut, merupakan sesuatu yang didambakan umat muslimin. 

Maka, sabar dan tanamkanlah keyakinan tersebut. Jika takdir ALLAH SWT menyapa kita, berharaplah syahid. Aamiin.

Ketiga, berbaik sangkalah dan berikhtiarlah. Karena Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah ALLAH SWT menurunkan suatu penyakit kecuali Dia juga yang menurunkan penawarnya. 
(HR. Bukhari)


Seperti kisah di atas, Umar bin Khattab ra. berikhtiar menghindarinya serta Amr bin Ash ra. berikhtiar untuk menghapus wabah tersebut (atas izin ALLAH SWT).

Yang terakhir, sebagaimana solusi dari Amr bin Ash ra. untuk berpencar, menjaga jarak dari keramaian dan menahan diri untuk tetap dirumah. 

Cara inilah yang banyak ditiru oleh dunia luar, mereka menyebutnya Social Distancing.

Semua itu sudah ada solusinya, Solusi langit dan solusi bumi. Ikhtiar dengan karantina dan menjaga diri dari keramaian. 

Selama ini sudah banyak dilakukan oleh negara-negara Islam bahkan negara barat sana. 

Namun mereka tidak punya solusi langit, Bersabar, Yakin dan berbaik sangka akan ketetapan ALLAH SWT, berdoa dan bahkan janji akan gelar Mati Syahid jika kita melakukan itu semua dengan ikhlas. 


Semoga kita senantiasa dilindungi oleh ALLAH SWT dan bertemu kembali ditempat terbaik di SurgaNya. Aamiin.


MARI LAWAN COVID-19!!!









No comments:

Post a Comment

Most Popular Post